Jam Gadang adalah nama untuk sebuah menara jam yang terletak di jantung kota Bukittinggi, provinsi Sumatera Barat, Indonesia. Masyarakat setempat menamakannya "Jam Gadang" (bahasa Minang), oleh karena memang menara jam ini memiliki jam dengan ukuran besar di empat sisinya; di mana "gadang" dalam bahasa Indonesia memiliki arti "besar".
Jam Gadang dibangun pada tahun 1926 oleh seorang arsitek bernama Yazin Sutan Gigi Ameh. Jam Gadang ini merupakan hadiah dari Ratu Belanda kepada Rook Maker, Controleur atau sekretaris kota Bukittinggi pada masa pemerintahan Hindia Belanda. Peletakan batu pertama menara jam ini dilakukan oleh putra pertama Rook Maker yang pada saat itu masih berumur 6 tahun. -rujukan wikipedia-
Bagi yang ingin ke Sumatera Barat, pasti akan mengetahui atau di ceritakan mengenai Jam Gadang. Terletak di atas kawasan bukittinggi. Pernah menurut info daripada penduduk setempat, terdapat bangunan hotel yang terbengkalai kononnya ia melebihi ketinggian bumbung Jam Gadang. Sehingga sekarang masih lagi tidak diteruskan. Ini mungkin penghormatan bagi kewujudan Jam Gadang.
Sejak didirikannya, menara jam ini telah mengalami tiga kali perubahan
pada bentuk atapnya. Awal didirikan pada masa pemerintahan Hindia Belanda, atap pada Jam Gadang berbentuk bulat dengan patung ayam jantan menghadap ke arah timur di atasnya. Kemudian pada masa pemerintahan pendudukan Jepang berbentuk klenteng. Dan sejak proklamasi kemerdekaan Indonesia, atap pada Jam Gadang berbentuk atap pada rumah adat Minangkabau (Rumah Gadang).
Jam Gadang dibangun tanpa menggunakan besi peyangga dan adukan semen. Campurannya hanya kapur, putih telur, dan pasir putih. Keunikan dari Jam Gadang sendiri adalah pada kesalahan penulisan angka Romawi
empat ("IV") pada masing-masing jam yang tertulis "IIII". Kesahalan
penulisan seperti itu juga sering terjadi di belahan dunia, seperti
angka 9 yang ditulis "VIIII" (seharusnya "IX") ataupun angka 28 yang
ditulis "XXIIX" (seharusnya "XXVIII") .
Kini kawasan Jam Gadang menjadi tumpuan penghuni di Sumatera Barat (Padang, Paya Kumbuh, Pekan Baru) untuk melepak sekitar Jam Gadang pada malam minggu. Terdapat juga peniaga kecilan menjual pelbagai cendermata dan makanan ringan. Kedinginan malam pasti meninggalkan kenangan yang menarik.
No comments:
Post a Comment