Berbicara mengenai emas hitam selain minyak bumi yang juga terdapat di
Indonesia terdapat emas hitam lainnya yang namanya kurang populer
dibanding minyak bumi namun seiring kian menipisnya cadangan minyak bumi
di Indonesia dan dunia namanya semakin populer ya tepat emas hitam yang
dimaksud adalah batubara.
Indonesia memiliki banyak pertambangan batubara baik yang dikelola
pemerintah melalu PT Bukit asam maipun dikelola swasta baik nasional
maupun internasional maupun oleh rakyat salah satu pertambangan batubara
yang sangat legendaris dan merekam banyak kisah sejak Indonesia masih
dibawah pendudukan kolonial Belanda hingga Indonesia merdeka adalah
pertambangan batubara yang terletak di Kota sawahlunto di Propinsi
Sumatera Barat.
Untuk mecapai kota sawahlunto diperlukan waktu sekitar dua jam perjalanan dari Kota Padang
sejarah penambangan batubara di sawahlunto dimulai sekitar abad ke 19 M
saat seoeang insinyur berkebangsaan Belanda bernama ir,de.Greeve
menemukan kandungan batubara di kota ini.hasil penemuan ini dilaporkan
ke pemerintah Hindia Belanda dan Pemerintah Hindia Belanda memberi
tanggapan positif dengan menginvestasikan dana yang besar pada saat itu
untuk membangun sarana dan prasarana yang dibutuhkan seperti jaringan
kereta api pengangkut batubara,rumah-rumah bagi para insinyur dan tenaga
ahli serta rumah-rumah bagi pekerja,Gedung memasak makanan,tempat
pengolahan batubara,sekolah-sekolah dan tempat peribadatan yang mengubah
wajah Sawahlunto yang saat itu merupakan kawasan terpencil menjadi kota
mandiri dengan fasilitas yang lengkap pada jamannya.peristiwa penaman
investasi ini terjadi pada tanggal 1 Desember 1888 sehingga dijadikan
hari jadi Kota sawahlunto sedang batubara sendiri mulai diproduksi di
Sawahlunto pada tahun 1892.
Bagi wisatawan yang mengunjungi Kota sawahlunto terdapat beberapa obyek wisata yang harus dikunjungi
1.Museum Stasiun Kereta Api (KA) Sawah Lunto
Pada masa jayanya batubara stasiun KA sawah Lunto merupakan stasiun yang
amat sibuk tiap hari puluhan Lokomotif dan gerbong mengangkut batubara
melewatinya.setelah hasil produksi batubara sawahlunto tidak ekonomis
lagi akhirnya tambang batubara inipun ditutup dan PT batubara Bukit Asam
memindahkan produksi mereka ke tempat lain dan stasiun KA Sawahlunto
yang dulunya ramai akhirnya menjadi sepi dan tidak terawat.melihat hal
ini pemerintah berinisiatif mengubah stasiun KA Sawahlunto menjadi
sebuah museum bernama Museum Stasiun Kereta Api (KA) Sawah Lunto ini
merupakan museum KA kedua di Indonesia setelah Museum KA di
ambarawa,jawa tengah dan satu-satunya museum KA di Pulau Sumatera.
Museum KA sawahlunto buka tiap hari mulai dari pagi hari jam 8.00
WIB-17.00 WIB sebelum masuk Pengunjung akan membeli tiket masuk
museum.di dalam museum KA sawahlunto pengunjung dapat mengetahui sejarah
perkeretaapian di Sumatera Barat dan peran KA dalam pertambangan
batubara di Sawahlunto yang disajikan dalam foto-foto lama koleksi
museum pengunjung juga akan melihat koleksi-koleksi yang dimiliki museum
seperti maket kereta uap pengangkut batubara,jam kuno,alat-alat
persinyalan KA kuno dll di akhir tur pengunjung akan menyaksikan film
perjalanan sejarah Kota Sawahlunto dengan pertambangan batubaranya dan
KA yang berdurasi 30 menit.
Apakah dengan ini perjalanan ini sudah berakhir eits untungnya tidak di
pelataran stasiun terdapat gerbong-gerbong pengangkut batubara koleksi
museum silahkan puaskan diri anda dengan mengambil foto dengan
gerbong-gerbong tua ini dan bagikan dengan rekan-rekan lainnya.bila kita
beruntung kita dapat merasakan pengalaman luar biasa melakukan
perjalanan melewati rute yang ditempuh KA batubara di masa lalu
melintasi bukit lembah,sawah dan terowongan bersama Lokomotif Mak Itam
lokomotif berusia ratusan tahun yang dahulu mengangkut penumpang
setianya.khusus bagi yang ingin menikmati tur KA dengan kereta api Mak
Itam disarankan pesan dulu sebelum kesini dan demi menghemat pengeluaran
akan sangat baik bila bersama rombongan tapi bila tidak bisa bersama
rombongan kita tetap dapat menyewa Mak Itam dengan harga lebih
mahal.selain Mak Itam museum stasiun ini juga melayani perjalanan KA
lainnya seperti mengelilingi danau singkarak namun ini tidak setiap hari
dan setiap waktu hubungilah Museum Stasiun Kereta Api (KA) Sawah Lunto
untuk informasi lebih lanjut.
2.Lubang Mbah suro
Mendengar kata Lubang Mbah suro tentu kita berpikir apa yang menarik
dengan nama ini Lubang Mbah suro sebenarnya merupakan lubang tepatnya
lorong dibawah tanah yang dahulu digali sebagai tempat menambang
batubara lorong ini panjangnya ratusan meter dan berada dalam kedalaman
beberapa puluh meter dibawah tanah.
Lubang Mbah Suro sebenarnya menyimpan kisah tragis rakyat Indonesia dari
masa kejayaan batubara di Sawahlunto semenjak batubara ditemukan
pemerintah kolonial Belanda membutuhkan banyak tenaga kerja di
pertambangan batubara terutama tenaga kerja kasar dan bergaji murah
sehingga keuntungan yang didapat pemerintah kolonial Belanda dari
penambangan batubara semakin meningkat.
Guna mengatasi hal ini pemerintah kolonial Belanda selain memperkejakan
rakyat sekitar penambangan juga mendatangkan orang rantai.orang rantai
merupakan orang-orang tahanan baik karena kegiatan politik maupun
tindakan kriminal.berbeda dengan perlakuan yang didapat tenaga ahli
Belanda maupun rakyat baik kesehatan maupun keselamatan orang rantai
tidaklah diperhatikan banyak orang rantai yang meninggal baik karena
sakit maupun dihukum mati pemerintah kolonial Belanda.mengenai asal
orang rantai mereka berasal dari berbagai wilayah di Indonesia hingga
sekarang banyak persepsi yang salah mengenai orang rantai ini banyak
yang menganggap mereka seluruhnya adalah kriminal sehingga masyarakat
sawahlunto sendiripun sangat takut dan membenci orang rantai saat itu
padahal banyak juga dari mereka adalah pejuang yang dipenjarakan pihak
kolonial Belanda karena tindakannya yang menentang kebijakan kolonial
Belanda yang menyengsarakan rakyat Indonesia.
Mengenai Mbah suro sendiri menurut kisah yang didapat dari warga sekitar
belia adalah pemimpin para pekerja tambang dan orang yang sangat
dihormati para pekerja hanya diketahui beliau berasal dari pulau jawa
tapi dimana makam dan kapan meninggalnya tidak ada seorangpun yang tahu
sama seperti nasib orang rantai lainnya dimakamkan tanpa nisan.
Sebelum memasuki lubang Mbah Suro petugas akan memeriksa dahulu apakah
kondisi lubang aman untuk dimasuki ini penting meski sudah ditutup sejak
lama kadang gas metan yang timbul dapat berbahaya bagi
pengunjung.pengunjung diwajibkan mematuhi peraturan petugas dan
menggunakan sepatu boot dan helm serta dilarang membawa pemantik api
atau merokok dalam lubang karena bisa menimbulkan ledakan.
Sebelum memasuki lubang pengunjung akan melewati patung seorang meneer
Belanda yang mengawasi dua orang pekerja tambang rakyat Indonesia yang
sedang mendorong kereta berisi batubara inilah maskot Lubang Mbah suro
pengunjung akan menuruni tanggga.
3.Masjid Agung Sawahlunto disebut Juga Mesjid Agung Nurul Islam
Bila kita berdiri di atas bukit kita dapat melihat seluruh kawasan Kota
sawahlunto termasuk bangunan masjid besar berkubah 3 dengan menaranya
yang tinggi menjulang ke angkasa itulah Masjid Agung sawahlunto atau
dikenal juga dengan nama Masjid Agung nurul Islam bangunan masjid
terbesar dan terluas di Kota Sawahlunto.Masjid ini dulunya merupakan
Gedung PLTU (Pembangkit Listrik Tenaga Uap ) berbahan bakar batubara
yang digunakan untuk menerangi kota Sawhlunto sebelum akhirnya di tahun
1952 bangunan ini diubah menjadi masjid hingga sekarang.masjid ini
memiliki keunikan yaitu menara masjidnya setinggi lebih dari 75 m
menjadikannya menara masjid tertinggi di Indonesia dan dulunya menara
mesjid ini adalah menara cerobong asap PLTU.dulunya kereta-kereta
pengangkut batubara maupun yang mengangkut penumpang melewati tepat
depan masjid.hingga saat ini kita dapat melihat rel-rel kereta api dan
jembatan kereta api disamping masjid ini.
4.Hotel Ombilin
Ingin merasakan pengalaman menjadi mener dan noni Belanda menginaplah di
Hotel Ombilin.Hotel yang memiliki arsitektur rumah gadang di depannya
ini dahulunya merupakan kediaman tenaga ahli pertambangan Belanda yang
bertugas di sawahlunto wiasatawan dapat memilih kamar-kamar hotel atau
tinggal di sebuah villa bergaya Belanda yang memiliki 4 buah kamar
didalamnya.
5.Pusat Kebudayaan Sawahlunto
Dahulunya gedung ini bernama Gluck Auf dibangun pemerintah Kolonial
Belanda tahun 1910 dan digunakan sebagai Gedung pertemuan (Societit)
para pejabat kolonial maupun insinyur pertambangan batubara bersama
keluarganya sering mengadakan pesta dan pertemuan di gedung ini.gedung
ini pernah menjadi rumah bola tempat bermain bola bowling.akhirnya di
bulan desember 2006 pemerintah menjadikannya sebagai pusat kebudayaan
Sawahlunto hingga saat ini kegiatan maupun acara-acara lain sering
diadakan di gedung ini.
6.Komplek Museum Gudang ransum
Ingin melihat koleksi peralatan makan dan menu pekerja pertambangan
batubara di Sawahlunto kunjungilah komplek museum gudang ransum.di depan
museum terdapat kereta kayu tua dengan tulisan memahami masa lalu untuk
menata masa depan museum yang diresmikan pada 17 Desember 2005
dahulunya merupakan bangunan dapur umum untuk memenuhi konsumsi pekerja
tambang batubara dan RSU sawahlunto.Gedung ini dibangun tahun 1918
karena semakin banyaknya pekerja guna memenuhi kebutuhan pangan
mereka.dimuseum ini wisatawan dapat menyaksikan koleksi berupa pakaian
pekerja Belanda dan juga pakaian para pekerja Tambang ,Di Dinding
terpasang poster yang menceritakan sejarah pertambangan batubara dan
orang rantai di sawahlunto.contoh menu para pekerja,foto-foto lama.2
buah Tempat memasak nasi raksasa dan juga alat pengaduk nasi dari kayu
yang ukuran maupun besarnya luar bisa,penggorengan raksasa.Di belakang
museum terdapat bangunan besar dengan cerobong yang dahulunya digunakan
sebagai tempat memasak makanan serta bangunan lama lainnya.
7.Kantor PT Batubara Bukit asam
Gedung bercat coklat ini sempat menjadi kantor bagi PT Batubara Bukit
Asam sebelum akhirnya pertambangan batubara di Swahlunto ditutup didepan
gedung ini terdapat sebuah monumen 2 orang pekerja tambang batubara
yang sedang bekerja.
8.Silo Sawahlunto
Bagi wisatawan yang ingin mengetahui peoses pengolahan batubara mereka
dapat menulusuri rel KA dari Museum KA sawahlunto dari sana mereka akan
menemukan kawasan dimana terdapat 3 buah bangunan besar berbentuk mirip
tabung setinggi puluhan meter yang terhubung satu sama lain dengan rel
semuanya mengarah ke bangunan besar lainnya bercat biru.bangunan besar
bercat biru disebut sizing plant.sizing plant berfungsi sebagai tempat
mencuci batubara yang diangkut dari lubang-lubang pertambangan Sawhlunto
setelah dicuci bersih batubara tersebut disimpan ke dalam tiga bangunan
berbentuk tabung yang disebut silo untuk kemudian diangkut menuju
pelabuhan teluk bayur.
9.Rumah Tua Pek Sin Kek
Seperti daerah lainnya di Indonesia di sawahlunto juga terdapat kawasan
pecinan yang dikenal bernama Kampung Tionghoa. peninggalan keberadaan
saudara-saudara kita etnis Tionghoa di Sawahlunto dapat kita temukan di
sebuah rumah tua beraksitektur Tionghoa dan Belanda yang disebut Rumah
Pek sin Kek.Rumah Pek sin Kek beralamat di Jl.Ahmad Yani 292 berdekatan
dengan pasar sawahlunto.Menurut sejarahnya rumah ini dibangun tahun 1906
dan dahulu difungsikan sebagai Gedung Teater,Tempat perhimpunan
Masyarakat melayu dan juga pabrik Es
No comments:
Post a Comment